Minggu, 12 April 2009

Kamera Pengintai yang Ditanam di Mata


Teknologi kamera mutakhir membantu seorang sutradara film yang salah satu indera penglihatannya rusak, untuk bekerja lebih baik. Rob Spence, sutradara tersebut, saat ini sedang mengembangkan kamera kecil yang bisa dimasukkan ke dalam saluran air matanya dan diharapkan bisa merekam tingkah laku manusia secara diam-diam.

Salah satu mata pria Kanada itu cacat dan harus diangkat tiga tahun lalu karena tertembak saat masih kanak-kanak. Spencer mendapatkan inspirasi atas risetnya tersebut setelah melihat kamera telepon selulernya. Saat itu dia melihat kemungkinan jika kamera sekecil itu bisa dimasukkan ke dalam matanya. Dengan kamera tersebut, dia berharap bisa merekam gambar atau kejadian sama seperti terlihat oleh sebelah matanya yang normal. Otot-otot matanya akan menggerakkan kamera sesuai dengan obyek yang dilihatnya.

Penggemar serial televisi tahun 70-an, The Six Million Dollar Man itu, berencana untuk menjadi “mesin pengintai manusia” untuk mengetahui hal-hal pribadi seseorang dan untuk kepentingan masyarakat yang mengarah pada ketidakjujuran serta korban dari kesalahan informasi.

Menurut Spencer, apapun dan siapapun yang tertangkap oleh kamera tidak akan sadar jika mereka sudah direkam. “Namun, jika nantinya obyek-obyek tersebut akan digunakan untuk film, saya akan meminta izin dulu kepada yang bersangkutan,” kata Spencer pada jumpa pers Rabu (11/3), di Brussels, Belgia.

Perlengkapan khususnya itu akan terdiri dari kamera, alat untuk melihat organ tubuh manusia, sebuah baterai, dan alat pemancar nirkabel. Memang menjadi tantangan tersendiri untuk memasukkan seluruh perlengkapan tersebut ke dalam saluran mata.

Untuk risetnya itu, Spencer dibantu seorang insinyur hebat, Steve Mann. Dia adalah salah satu pendiri kelompok riset komputer di Massachusetts Institute of Technology, di Cambridge. Kamera untuk riset tersebut disediakan oleh Santa Clara, OmniVision Inc California, sebuah perusahaan yang khusus memperoduksi kamera mini yang digunakan di handphone, laptop, dan endoscope.

Zafer Zamboglu, manajer staf teknis produk OmniVision, mengatakan suksesnya riset kamera mata tersebut akan memacu pengembangan teknologi penglihatan bagi penderita tuna netra. “Kami percaya pada prospek bagus untuk pengembangan teknologi mata prosthetic,” katanya.

Tim riset berharap kamera tersebut sudah bisa digunakan bulan depan. Dalam jumpa pers di Brussels kemarin, Spencer yang secara berkelakar menyebut dirinya “Eyeborg”, mengatakan bahwa warna cokelat pucat di kamera yang ditaruh di matanya sama seperti aslinya. Ini akan memungkinkan dirinya merekam percakapan lebih alami daripada kamera biasa dengan ukuran besar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar